Cerpen Sedih "KADO TERINDAH DAN TERAKHIR"

KADO TERINDAH DAN TERAKHIR

Oleh : Devi Nabila Resti


Cerpen Cinta KADO TERINDAH DAN TERAKHIR



‘Tik..tik..tik.. bunyi hujan diatas genting
Air nya turun tidak terkira,
cobalah tengok dahan dan ranting
pohon dan kebun basah semua.’

Dingin nya hujan kini telah menembus masuk ke tulang rusuk ku, jendela kamar ku memang sengaja ku buka agar aku bisa melihat indah nya sebuah hujan.

“Chikka..Chik.” Tiba-tiba dari luar kamar ku terdengar suara teriakan si Mama yang sedang memanggil-manggil nama ku.
“Iya. Ada apa ma?.” Jawab ku langsung.

Chikka adalah gadis remaja yang duduk di bangku 2 SMA, dan besok itu adalah hari Ulang Tahun nya yang ke-17 tahun.

Tanpa ku suruh si Mama tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar ku dan menyodorkan sesuatu.

“Ada apa sih Ma? Siang-siang kaya gini malah teriak-teriak kaya dihutan!.” Gerutu ku.
“Tuh ada telpon dari teman mu.” Ucap Mama. Dengan sigap aku pun mengambil telepon yang sedari tadi Mama pegang.
“Hallo.. Siapa ini?.” Sapa ku terlebih dahulu.
“Kak Chikka ini aku Maya!.” Jawab si lawan bicara ku yang mengaku diri nya sebagai Maya.
“Sekarang kakak harus cepat ke Rumah Sakit Umum.” Lanjut nya.
“Ngapain kakak harus kesana? Dan siapa yang sakit?.”
“Kak Danil. Kak Danil kecelakaan.” Ucap Maya.
“Hah? Serius kamu? Jangan bohong kamu?.” Tanya ku.
“Serius kak! Ayo lah ka, cepat ke sini.”
“Iya, kakak ke situ sekarang!.” Ucap ku mengakhiri pembicaraan.

Tanpa dikomando aku pun langsung menyambar jaket Hijau ku yang tergantuk di belakang pintu kamar, dan tak lupa aku mengambil kunci motor yang ada di atas meja belajar. Saat melewati ruang TV, aku mendengar berita mengharukan dari salah satu stasiun TV swasta.

“Telah terjadi kecelakaan yang menimpa salah satu siswa SMA Mutiara Harapan II.” Mendengar ucapan si pembawa berita itu aku langsung terdiam di depan TV. ‘Loh? Itu kan nama sekolah gue?.’ Ucap bathin ku. Saat aku melihat wajah anak SMA itu. "Danil? OH NO!." aku langsung ke garasi tempat motor ku berada, aku pun langsung gas mutor ku itu dengan cepat.

15 Menit aku telah sampai ditempat Danil dirawat. Disana aku bertemu dengan Maya, adik nya Danil.

"May,, gimana keadaan kakak kamu? Dia baik-baik ajakan?." Tanya ku yang tiba-tiba datang.
“Kak Danil sekarang lagi ada Ruang Operasi. Bunda ku yang kak Danil langsung di operasi, karna kalau tidak cepat-cepat di operasi kak Danil kehabisan darah banyak.” Jelas Maya, yang dilanjutkan dengan tangis nya.
“May.. Sabar ya.” Ucap ku berusaha untuk menghibur. “Sekarang kita berdo’a aja buat kelancaran operasi Danil.” Lanjut ku. Air mata ku yang sedari tadi ku tahan kini akhir nya keluar juga dengan sendirinya.
“Iya, kak.” Ucap Maya, berusaha untuk tersenyum.
“Nah gitu dong, sekarang kamu jangan nangis ya.”

20 menit berlalu. Kemudian dokter pun keluar dari Ruang Operasi itu dengan tampang sedih.

"Dok..Gimana keadaan anak saya? Apa operasinya berhasil?." Tanya Bunda Danil. Dokter itu masih diam seribu bahasa dan menunduk. "Dok..Jawab dok." Desak Bunda Danil sekali lagi.

Beberapa detik dokter pun siap mengucapkan yang sebenar nya kepada keluar Danil. Dokter pun mengambil NAfas panjang dan... "Bu, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, karna...." Ucapan dokter pun terputus.

"Maksud dokter?." Bunda Danil pun meyakinkan kalau ucapan dokter itu salah. Melihat tampang dokter itu masih menunduk dan mengeluarkan butiran air mata nya, dan diwaktu yang sama tiba-tiba bunda Danil pun pingsan tergeletak dilantai. Semua keluarga Danil yang datang hanya bisa menangisi berita duka itu, dan aku yang dari tadi menjadi patung tiba-tiba mengeluarkan air mata pula.

'Ya tuhan, terlalu cepat engkau mengambil nyawa nya tuhan, berikan 1 kesempatan lagi untuk dia hidup. Jika aku tau akan menjadi seperti ini, aku siap untuk menggantikan nya, biarkan aku yang berada didalam kubur sana, karna aku cinta dia tuhan.' Ucap isi hati ku yang dilanjutkan dengan tumpahan air mata ku.

Beberapa saat kemudian, semua menjadi gelap. Suasana haru diRumah Sakit itu menjadi hilang seketika, yang kudengar hanya suara seorang wanita separuh baya yang memanggil-manggil nama ku sambil menggoyang-goyangkan tubuh ku.

"Chikka..Chikka kamu kenapa?." Tanya wanita itu.
"Danilll..." Teriak ku, sambil membuka mata ku.
"Chikka,, kenapa kamu nak? Ada apa dengan Danil?." Tanya Mama yang ternyata dari tadi menggoyang-goyangkan tubuh ku.
"Oh tuhan, ternyata hanya mimpi." Ucap ku lega.
"Kamu mimpi buruk tentang Danil?." Tanya si Mama lagi.
"Iya, Ma."
"Yasudah, itukan hanya mimpi, sekarang kamu mandi sana, hari ini kan kamu sekolah." Ucap Mama mengingatkan ku, dan ku jawab hanya dengan anggukan ku. Mama pun langsung keluar kamar. Sebelum beranjak kekamar mandi yang hanya 5 langkah dari kasur, aku mengingat tentang mimpi buruk itu 'Tuhan jika memang mimpi itu kenyataan, aku mohon tukarkan nyawa ku dengan nyawa nya tuhan' Ucap hati kecil ku. Aku pun langsung beranjak ke kamar mandi.
***
‘Pelajaran demi pelajaran udah gue lewatin, tapi kenapa gak ada satu pun pelajaran yang nyangkut di otak?! Yang ada dipikiran gue cuman mimpi buruk itu doang.’ Gerutu ku. ‘Mungkin sebelum gue ngeliat Danil mimpi buruk ini masih bersarang di otak gue.’ Lanjut ku.
Tiba-tiba bel istirahat pun telah berhasil untuk membuyarkan lamunan ku.
‘Gue harus mastiin kalo Danil itu gak kenapa-napa.’
Kelas demi kelas telah aku lewati, koridor demi koridor pun telah ku lewati pula.
Saat didepan gerbang aku melihat seorang laki-laki yang tak asing lagi dimata ku.
“DANILL..” Aku pun menyebut nama Danil dan berlari keluar halaman sekolah.
“DANILL..” Panggil ku sekali lagi. Kali ini Danil menoleh kearah sumber suara dan saat yang bersamaan pula dari arah kanan ada mobil Sedan yang melaju cukup kencang sampai mengenai tubuh Chikka dan akhirnya Chikka pun terpental ± 1 Meter. Danil yang melihat kejadiaan itu langsung berlari menghampiri tubuh Chikka yang berlumuran darah, dari kepala, pipi, tangan, kaki dan bahkan sampai baju seragam yang Chikka kenakan saat itu juga berlumuran darah. Lalu Danil pun mengangkat kepala Chikka.

“DASAR MOBIL, BEGO!!.” Teriak Danil kearah mobil yang menabrak Chikka.
“Biarin aja.” Suara Chikka terdengar.
“Loe harus bertahan, gue bakal bawa loe kerumah sakit sekarang.”
“Jangan! Jangan bawa gue kerumah sakit.” Suara ku tiba-tiba melemah.
“Maksud loe?.”
“Ambil surat yang ada dikantong rok gue, loe baca disaat gue udah gak ada didunia ini.”
“Maksud loe apa sih? Gue gak ngerti.”
“Ambil aja surat itu.”

Danil pun mengambil surat yang ada dikantong rok Chikka.

“Gue sayang loe.” Suara ku benar-benar melemah.
“Gue juga sayang loe! Loe harus kuat.”
“Gue.. harap.. it.. tu.. bukan.. ucapan.. pal.. su.” Suara ku mulai terbata-bata.
“Gue benar-benar sayang loe.”
“In.. ni.. kado.. ter..ind.. dah.. dan ter.. rakhir.. bag.. gi.. hidup.. gue.. dan..” Suara ku pun terputus. “Dan.. selamat.. ting.. gal..” Lanjut ucapan ku dan sebutir air mata.
“CHIKKAA!!!.” Teriak Danil sambil memeluk tubuh Chikka yang telah tak bernyawa itu. Danil kali ini benar-benar menangis. Baru kali ini Danil menangisi seorang wanita yang dia cintai.
***
Dear, Danil Putra

Ketika tiba saat perpisahan, jangan lah kau membuang air mata itu.
Sebab apa yang paling kau kasihi, mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan, seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari laut dan daratan.

Jika kita adalah cinta sejati, mungkin cinta kita akan bersatu lagi disurga nanti.
Dan jangan ikuti aku kesurga kalau bukan pada waktu nya.

Kini dunia kita telah berbeda,
dan jangan kau cari ku lagi kecuali di satu tempat.
Yaitu di hati mu.
Aku akan selalu ada di hati mu, walau dunia kita telah berbeda.

>Tuhan, jika memang dia adalah cinta sejati ku.
Satukan lah, hati ku dengan hati nya.
>Tuhan jika dia tak baik untuk ku biarkan aku mencintai nya.
Dan jangan beri tau dia kalau aku mencintai nya.

Ini adalah goresan tinta ku yang terakhir untuk mu.

Chikka Amanda
***

"SELESAI"


|T|H|A|N|K|'S| |F|O|R| |R|E|A|D|I|N|G|


Itulah Cerpen KAMU HANYALAH BAYANGAN SEMU dari Mimin Khoirum Widiawati


Profil Penulis
Nama : Devi Nabila Resti
Sekolah : SMP Negeri 7 Tangerang
T-T-L : Tangerang, 23 Mai 1998
Facebook : http://www.facebook.com/brandonizer.delapan.che
Twitter : https://twitter.com/devinabilaresti

Related Posts

Cerpen Sedih "KADO TERINDAH DAN TERAKHIR"
4/ 5
Oleh