Model pendidikan yang baik untuk remaja

Fase dimana seseorang mulai mencari jati diri adalah fase remaja. Biasanya, masa remaja merupakan masa yang paling berkesan. Dalam fase ini, seseorang mengalami suatu transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi tentu menjadi momen-momen yang sangat berkesan. Proses perkembangan psikis dan fisik juga menjadi pesat. Pola pikirnya juga akan semakin berkembang. Banyak orang mengatakan bahwa saat remaja merupakan saat-saat yang paling indah. Pada tahap ini, banyak hal baru yang dicoba untuk menemukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan diriya.



Beberapa orang tua akan merasa khawatir saat anaknya menginjak remaja. Hal ini karena adanya pandangan bahwa masa remaja merupakan masa pemberontakan dan pergaulan yang semakin luas. Sebagai orang tua, tentunya takut kalau anaknya akan terpengaruh pergaulan yang tidak baik. Namun, ada baiknya orang tua tidak terlalu khawatir dan over protektif terhadap anak. Dengan bekal pendidikan yang baik dan pengawasan jarak jauh, remaja dapat berjalan sesuai dengan aturan. Terlalu mengekang dan terlalu banyak melarang akan membuat remaja menjadi kurang berkembang. Setiap remaja mempunyai bakat masing-masing. Remaja akan tahu dimana kelebihannya setelah mencoba beberapa hal. Ketika selalu dilarang, maka remaja tidak dapat mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Saat remaja merupakan saat-saat yang perlu dinikmati dengan berkreasi. Orang tua sebaiknya hanya sebagai fasilitator dan pemberi nasihat.


Orang tua dalam keluarga berkedudukan sebagai pendidik dan remaja sebagai anak didik. Secara umum, pendidikan di keluarga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pendidikan otoriter, pendidikan liberal dan pendidikan demokratis.

a.    Pendidikan otoriter mengharuskan anak untuk selalu mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang tuanya. Tentu, model pendidikan seperti ini kurang pas karena tidak semua hal yang ditetapkan oleh orang tua bisa sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
b.    Pendidikan liberal merupakan pendidikan yang memberi banyak kebebasan kepada anak untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Tentu saja model pendidikan seperti ini tidak baik untuk anak. Bagaimanapun juga, anak belum memiliki cukup pengalaman dan pengetahuan. Mereka masih membutuhkan bimbingan.
c.    Pendidikan demokratis merupakan model yang pas. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan demokratis itu pendidikan yang  ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (di depan memberi contoh, di tengah  membimbing, di belakang memberi semangat)

Memang, saat remaja seseorang akan menjadi lebih emosional. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua melakukan pendekatan yang bersabat dengan remaja. Menjadi temannya akan lebih mudah untuk mengontrolnya. Remaja merasa dirinya patut untuk dianggap dan tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil lagi. Remaja yang masih diperlakukan seperti anak kecil biasanya akan memberontak karena merasa dirinya sanggup mandiri. Mereka juga akan merasa malu jika teman sebaya melihat mereka masih diperlakukan seperti anak kecil.

Related Posts

Model pendidikan yang baik untuk remaja
4/ 5
Oleh